Pembunuhan Tragis di Yahukimo: Serangan Mematikan OPM

Ketua DPR RI, Puan Maharani menyatakan duka cita yang mendalam atas insiden di Kabupaten Yahukimo, Papua. Kejadian tersebut mengakibatkan wafatnya Rosalia (29), seorang guru sekolah dasar, dalam serangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Jumat (21/3/2025). "Dukacita mendalam saya sampaikan atas berpulangnya guru di Papua akibat penyerangan di Kabupaten Yahukimo, Papua. Penyerangan terhadap warga sipil ini merupakan aksi yang mencederai rasa kemanusiaan," ujarnya, Senin (24/3/2025).

Kontroversi Korban dan Tanggapan TPNPB-OPM

Serangan yang terjadi di Distrik Anggruk tersebut juga melukai tujuh guru dan tenaga kesehatan lainnya serta menghancurkan bangunan rumah dan sekolah. Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim bertanggung jawab. Adanya perbedaan laporan mengenai jumlah korban jiwa—antara satu hingga beberapa orang—memicu Puan untuk meminta kejelasan dari pemerintah. "Kita meminta pemerintah memberikan kejelasan lebih rinci terkait korban jiwa. Harus ada penjelasan yang lebih akurat," tegasnya.

Pelanggaran HAM dan Imbauan Pengamanan di Wilayah Rawan

Puan menilai aksi TPNPB-OPM sebagai pelanggaran hak asasi manusia yang menghambat pembangunan di Papua. "Guru dan tenaga kesehatan adalah pahlawan kemanusiaan yang harus dilindungi, bukan menjadi korban kekerasan," ujarnya. Ia mendesak pemerintah dan TNI/Polri untuk meningkatkan pengamanan di daerah rawan konflik seperti Yahukimo.

Evakuasi dan Perlindungan Maksimal

Sebanyak 46 guru dan tenaga kesehatan berhasil dievakuasi ke Wamena dan Sentani pada Sabtu (22/3). Puan meminta pemerintah untuk memastikan perlindungan maksimal bagi tenaga pendidik dan kesehatan di wilayah konflik. "Negara harus memastikan pengamanan di daerah rawan konflik telah optimal, termasuk di lokasi strategis seperti sekolah dan puskesmas," katanya. Selain itu, jaminan keamanan bagi masyarakat Papua dianggap penting untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.

Pendekatan Holistik untuk Mencegah Konflik

Puan mendorong pendekatan terpadu yang mengkombinasikan keamanan dengan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. "Pendekatan yang mengkombinasikan keamanan dengan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat untuk mengurangi akar masalah konflik harus terus digencarkan," ucapnya. Selain itu, ia menyoroti pentingnya pendampingan psikososial bagi para korban. "Kami berharap insiden ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen kita dalam menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera," ajaknya.