Universitas Indonesia (UI) akan menggelar konferensi pers pada Jumat (7/3/2025) mulai pukul 11.00 hingga 11.30 untuk mengumumkan keputusan akhir terkait pembatalan disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Keputusan ini merupakan hasil koordinasi empat organ UI setelah adanya dugaan pelanggaran etik yang mencoreng integritas akademik kampus.

Rapat Internal dan Keputusan Penting UI

Sidang Dugaan Pelanggaran Etik Mahasiswa Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) sebelumnya telah merekomendasikan pembatalan disertasi Bahlil. Rekomendasi ini muncul setelah risalah rapat pleno Dewan Guru Besar (DGB) UI beredar luas di media sosial. Dalam risalah bertanggal 10 Januari 2025 itu, DGB UI menyatakan adanya ketidakjujuran dalam pengambilan data disertasi Bahlil.

Beberapa poin yang menjadi sorotan:

Data penelitian didapatkan tanpa izin narasumber.
Penggunaan data tidak transparan.
Indikasi pelanggaran etika akademik yang serius.

Konferensi pers akan berlangsung di gedung kampus FKUI, Salemba, Jakarta Pusat. Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Arie Afriansyah, menegaskan bahwa UI berkomitmen menjaga profesionalisme dan integritas akademik.

"Konferensi pers ini bertujuan untuk menyampaikan hasil rapat, serta tindak lanjut yang akan diambil oleh UI sebagai bentuk komitmen dalam menjaga integritas akademik dan etika mahasiswa di kampus" ujar Arie dalam surat undangan resmi UI.

Gelar Doktor Sudah Ditangguhkan Sejak 2024

Polemik ini bukan isu baru. Gelar Doktor Bahlil telah ditangguhkan sejak November 2024 berdasarkan keputusan rapat empat organ UI. Keputusan itu ditandatangani Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI, Yahya Cholil Staquf.

UI menegaskan bahwa kelulusan Bahlil sebagai mahasiswa Program Doktor (S3) SKSG mengikuti Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2022. Artinya, nasib gelarnya akan ditentukan oleh sidang etik yang sedang berlangsung.

Dengan konferensi pers yang akan digelar hari ini, publik akhirnya akan mendapatkan jawaban mengenai masa depan akademik Bahlil Lahadalia. Akankah disertasinya benar-benar dibatalkan?