Reshuffle Kabinet dan Isu Penggantian Menteri

Presiden Prabowo Subianto dikabarkan akan melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat. Salah satu posisi yang disebut-sebut mengalami pergantian adalah Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), yang saat ini dijabat oleh Satryo Soemantri Brodjonegoro. Nama Prof. Brian Yuliarto pun mencuat sebagai kandidat kuat penggantinya.

Sekretariat Kabinet, melalui Mayor Teddy Indra Wijaya, mengonfirmasi adanya pelantikan pejabat baru pada Rabu, 19 Februari 2025. Namun, ia tidak merinci siapa saja yang akan dilantik dalam reshuffle kali ini.

Siapa Prof. Brian Yuliarto?

Brian Yuliarto dikenal sebagai ilmuwan terkemuka di bidang nanoteknologi. Ia merupakan Guru Besar di Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi Bandung (ITB) dan memiliki rekam jejak akademik serta penelitian yang luar biasa.

Pria kelahiran Jakarta, 27 Juli 1975 ini menyelesaikan studi S1 di ITB, lalu melanjutkan S2 dan S3 di University of Tokyo, Jepang, dengan fokus pada Quantum Engineering and System Science.

Karier dan Kontribusi Akademik

Brian Yuliarto memiliki pengalaman panjang di dunia akademik dan riset. Ia telah menjabat berbagai posisi strategis, di antaranya:

Dekan FTI ITB (2020–2024)
Visiting Professor di Tsukuba University (2021-sekarang)
Kepala Research Center on Nanoscience and Nanotechnology ITB (2019–2020)
Kepala Program Studi Teknik Fisika ITB (2016–2020)
Komite Perencana BAPPEDA Jawa Barat (2012–2016)

Sebagai ilmuwan, ia juga menjalin kerja sama riset dengan berbagai universitas dan lembaga internasional seperti UC Berkeley, Korea University, dan berbagai institusi di Jepang.

Penelitian dan Inovasi

Fokus utama penelitian Prof. Brian adalah pengembangan sensor berbasis nanoteknologi untuk berbagai keperluan, termasuk:

Deteksi gas berbahaya dan polutan lingkungan
Alat diagnosis penyakit seperti kanker, hepatitis, dan demam berdarah
Teknologi nanoporous untuk meningkatkan sensitivitas sensor

Inovasi-inovasi ini telah dipatenkan dan berpotensi memberikan dampak besar bagi industri medis dan lingkungan.

Prestasi dan Penghargaan

Sebagai akademisi, Prof. Brian telah menghasilkan lebih dari 326 publikasi di jurnal internasional yang terindeks Scopus, dengan 5.506 sitasi dan h-index 43. Dalam Google Scholar, ia memiliki 410 publikasi, 6.600 sitasi, dan h-index yang sama.

Beberapa penghargaan bergengsi yang telah ia raih meliputi:

Habibie Prize 2024
Top 1 Indonesia Researcher dalam bidang Nanoscience & Nanotechnology 2023
World’s Top 2% Scientist 2024
Peneliti Terbaik ITB 2021
Dosen Berprestasi bidang Saintek ITB 2017

Menanti Keputusan Resmi

Meski isu pergantian Mendiktisaintek semakin kuat, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah terkait posisi yang akan diisi oleh Prof. Brian Yuliarto. Publik kini menantikan pengumuman resmi dari Istana terkait reshuffle kabinet dan arah kebijakan baru di sektor pendidikan tinggi, sains, dan teknologi.