5 Lukisan Yos Suprapto yang Batal Dipamerkan dan Makna di Baliknya
Sabtu, 21 Desember 2024 pukul 00.09 • Waktu baca 2 menit
Sabtu, 21 Desember 2024 pukul 00.09 • Waktu baca 2 menit
Pameran tunggal Yos Suprapto di Galeri Nasional batal digelar setelah lima lukisan karyanya dianggap kontroversial. Berikut makna di balik setiap lukisan dan respons sang seniman.
Pameran tunggal pelukis Yos Suprapto yang dijadwalkan berlangsung di Galeri Nasional Indonesia pada 19 Desember 2024 terpaksa dibatalkan. Lima dari tiga puluh lukisan yang akan dipamerkan memicu kontroversi karena dianggap menampilkan visual yang sensitif dan tidak relevan oleh pihak kurator. Yos tetap teguh mempertahankan karya-karyanya, meski pembatalan ini menimbulkan perdebatan di kalangan publik dan dunia seni.
Kelima lukisan tersebut membawa pesan sosial yang mendalam, menggambarkan isu-isu seperti ketahanan pangan, ketimpangan sosial, dan kritik terhadap budaya feodal. Berikut ulasan makna masing-masing lukisan menurut Yos Suprapto:
Dalam Konoha 1, Yos menggambarkan seorang raja bermahkota Jawa yang duduk di singgasana dengan rakyat kecil diinjak di bawah kakinya. Lukisan ini berbicara tentang hilangnya kedaulatan pangan dan bagaimana kekuasaan sering membebani rakyat kecil. Meski dinilai vulgar oleh kurator, Yos menegaskan bahwa karya ini adalah kritik terhadap ketimpangan kekuasaan.
Konoha II menggambarkan budaya 'Asal Bapak Senang' dengan figur-figur yang saling menjilat secara eksplisit. Yos menyatakan bahwa ini adalah metafora budaya hiperindividu yang merusak nilai-nilai sosial. Lukisan ini awalnya disepakati untuk ditutup dengan kain hitam, tetapi tetap diminta untuk diturunkan.
Lukisan ini menggambarkan seorang petani yang memberi makan orang berdasi, sebuah kritik terhadap bagaimana hasil keringat petani lebih banyak dinikmati oleh kelas urban. Yos menilai ini sebagai fakta sosial yang sering diabaikan. Meskipun awalnya tidak dipermasalahkan, kurator akhirnya meminta karya ini untuk diturunkan sesaat sebelum pameran dimulai.
Makan Malam menampilkan petani memberi makan anjing-anjing, yang dianalogikan sebagai umpatan terhadap pihak-pihak yang meremehkan petani. Yos mempertanyakan relevansi yang dipermasalahkan oleh kurator, mengingat tema pameran berkaitan erat dengan pertanian.
Dalam 2019, Yos melukiskan seorang petani yang menuntun sapi menuju istana. Lukisan ini dianggap vulgar, meskipun menurut Yos, ini adalah representasi nyata dari kultur masyarakat yang dihadapi petani.
Pameran bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan akhirnya dibatalkan dengan alasan 'kendala teknis yang tidak dapat dihindari.' Dalam pernyataan resminya, Galeri Nasional menyebut keputusan ini diambil demi menjaga kualitas pengalaman pameran. Meski demikian, pembatalan ini menuai kekecewaan di kalangan seniman dan publik.
Editor for Xnaskah